8/30/2007

Neo Folk/Naturalismo Movement


Pernah denger Devendra Banhart, Joanna Newsom, Iron & Wine atau Vashti Bunyan kan? they are some of the few (pioneers to be exact) pengusung musik minimalis bernuansa psychedelic a la Vietnam Era. Well, karena emang musik 60's yang mereka hidupkan lagi. Kita tahu era 60's di barat adalah era dimana lahirnya suatu gerakan revolusi manusia yang rebelious, gondrong, grow santa claus beards, telanjang, mencorat coret badan serta mobilnya dengan gambar bunga bunga, giting di taman, dan berdansa di bawah bibir Mick Jagger yang melepaskan ratusan kupu-kupu ke langit. That's right, the
Hippies. But what are they actually?

Originally para
Hippies ini berawal dari sekumpulan orang-orang yang tergabung dalam suatu subkultur di Amerika Serikat pada awal 1960-an, dan berkembang menjadi sebuah komunitas sosial tahun 1965 dan menyebar ke negara-negara lain (eropa) sebelum mencapai kemundurannya pada pertengahan 70's. Awalnya mereka adalah bagian dari suatu gerakan pemuda yang terdiri dari beberapa pemuda kulit putih, between the ages of 15 - 25 tahun, yang mewarisi tradisi Bohemian dan Beatniks. Mereka menolak institusi pemerintahan yang sah, mendukung nilai-nilai para kaum menengah, menolak Nuclear Weapons & Vietnam War, menyanjung aspek-aspek agama di timur, menegakkan kebebasan sexual, were often Vegetarian dan Eco-Friendly, mempromosikan penggunaan Psychedelic Drugs untuk memperkaya jiwanya, dan membentuk komunitas yang intense. Mereka menggunakan Alternative Arts, Teater Jalanan, Folk Music dan Psychedelic Rock sebagai bagian dari lifestyle-nya, dan sebagai cara untuk mengkspresikan perasaan, protes, dan pandangan mereka akan Peace, Love, and Personal Freedom. Mungkin sangat jelas digambarkan oleh Beatles lewat "All You Need is Love".


Okay so terus what's this Neo Folk/Naturalismo movement? Ini adalah term yang lazim digunakan untuk gerakan folk music tahun 2000-an yang akhir-akhir ini muncul ke permukaan. Dimotori oleh Devendra Banhart, yang secara spektakuler memunculkan kembali atmosfir 60an dengan musiknya pada awal 2002 lewat album "
The Charles C. Leary". Musik Devendra sangat terinspirasi oleh Vashti Bunyan, a long lost british female folk artist yang diorbitkan oleh manager the Stones tahun 1965 namun hilang karyanya karena tidak begitu mencapai kesuksesan di akhir 70's. But then ternyata karirnya tidak tamat sampai situ. Devendra re-discovered her dan akhirnya dunia menemukan kembali her lost jewel, "Just Another Diamond Day" yang dirilis kembali (which consisted of songs written while traveling in a horse drawn gypsy cart!). Beberapa kolaborasi pun terjadi, assuring her influence over a new generation of folk artists. Diantaranya Devendra Banhart, Animal Collective, Adem, dan menemani Vetiver tour keliling Amerika. Devendra sendiri sampai saat ini sudah menelurkan 7 album dan 1 album kolaborasi bersama Jana Hunter serta sempat dipercaya menjadi kurator untuk majalah Arthur dan menerbitkan album kompilasi atas namanya bertajuk "The Golden Apples of the Sun" berisi belasan New Folk tracks. Album terbarunya akan lahir September mendatang.


Beberapa artis lain pengusung musik ini melahirkan kembali sound-sound pendahulu mereka di tahun 60-an. Gitar akustik, woodwinds, percussion, sitar, bahkan harpa menjadi senjata utama dalam genre ini. Elemen-elemen dasar American Roots seperti country, folk, bluegrass pun sering terdengar. Lirik dan temanya nggak jauh dari alam, perasaan dan interaksi manusia, binatang, pengalaman spiritual, dan sejumlah freak things lainnya. Oh yeah, bahkan banyak yang menyebut genre ini sebagai Freak Folk atau New Weird America karena memang kebanyakan bentuk musiknya lebih ke arah "Aneh" dan sulit dicerna untuk telinga awam. Animal Collective, band asal Baltimore yang kental unsur noise dan experimentalnya bahkan memiliki lagu-lagu yang hanya berisi teriakan-teriakan, haunting chants, dan gulungan perkusi. For me honestly, gue suka banget sama musik ini karena menurut gue mereka bisa menciptakan suatu musik yang tidak hanya didasarkan oleh kreatifitas yang way beyond imagination, namun juga estetika dari keunikan musiknya masing-masing, menemukan identitas diri yang membawa mereka ke suatu ruangan yang bertuliskan "Freaks". No, lebih tepatnya "Genius". Hahah ngomong apaan sih gue, coba dengerin aja sendiri and start becoming another Freaks! (in a good psychedelic way). PEACE.

Tidak ada komentar: